http://www.hajiubedsehat.com
Aneka Ramuan Pengusir KANKER!
|
Dalam bukunya, yakni Cara Bijak Menangani Kanker, herbalis Yellia Mangan menyebutkan bahwa ramuan untuk penyembuhan kanker dapat dikonsumsi jika penyakit ini masih dalam stadium dini. Namun, bila tak kunjung ada perubahan atau tanda-tanda membaik setelah meminum ramuan obat selama dua bulan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau pengobat yang berpengalaman.
Menurut Yellia, ramuan untuk mengobati kanker dapat juga diminum segera setelah menjalani operasi pengangkatan kanker dan radiasi. Hal ini dimaksudkan untuk memutuskan rantai sel kanker yang mungkin masih tertinggal.
Sementara itu, jika menjalani pengobatan dengan kemoterapi, ramuan diminum setelah dua minggu sejak kemoterapi dilakukan. Bila dokter memberi obat, ramuan sebaiknya diminum dua jam sebelum atau setelah mengonsumsi obat dari dokter.
Terapi komplementer
Menurut Dr. Henry Naland, Sp.B-Onk, yang sehari-hari menangani penyakit kanker di RS OMNI Medical Center Pulo Mas, Jakarta, walaupun hingga kini pengobatan dengan tumbuhan obat masih ditentang oleh kalangan kedokteran, ada pula yang mulai bisa menerima. Bahkan, tidak sedikit yang tertarik mempelajari pengobatan dengan tanaman obat ini.
Dr. Henry menyarankan agar pemakaian tanaman obat ditempuh sebagai terapi tambahan (komplementer). Menurutnya, bila terapi dari dokter, seperti pembedahan, radiasi, dan kemoterapi, serta obat sudah dijalani, tapi tetap tidak ada kemajuan, tak ada salahnya mencoba pengobatan alternatif.
“Manfaat tanaman obat terhadap pencegahan penyakit kanker sangat besar. Salah satu hipotesis tentang cara kerja tanaman obat dalam melawan kanker adalah kandungan tanaman yang bersifat racun dapat mematikan kanker. Selain itu, kandungan kimia tanaman obat tersebut membantu mekanisme pertahanan tubuh dalam memerangi sel kanker untuk berkembang,” katanya. @ Suharso Rahman
Beberapa Jenis Ramuan Tanaman Obat untuk Kanker
1. Sambiloto
Tumbuhan sambiloto (Jawa) atau pepaitan (Sumatera) nama Latinnya Andrographis paniculata Nees. Nama simplisia sambiloto adalah Andrographidis herba (herba sambiloto), masuk dalam familia Acanthaceae.
Kandungan kimianya andrografin, androfolit (zat pahit), dan panikulin. Sifat antibiotik sambiloto sangat membantu dalam menyembuhkan luka akibat kanker. Berdasarkan penelitian praklinis, ekstrak sambiloto bermanfaat sebagai antitumor dan menghancurkan inti sel kanker. Salah satu kegunaannya untuk mengobati kanker prostat.
Sambiloto juga dapat menyembuhkan hepatitis, penyakit paru, disentri, tifoid, diare, amandel, influenza, radang ginjal, usus buntu, malaria, kencing nanah, kencing manis, kusta, jamur, keracunan tempe bongkrek, dan masih banyak lagi.
Karena banyak manfaatnya, orang sering menyimpan daun, batang, akar, dan bunga sambiloto. Sambiloto bisa dikeringkan dan disimpan. Pengeringan dan penyimpanan sebaiknya dilakukan sesudah tumbuhan itu berbunga.
Mereka yang tidak suka menggunakan obat kimia karena takut efek sampingnya, bisa menggunakan daun sambiloto diramu dengan bahan alami lain untuk menyembuhkan prostat. Untuk prostat, ada tiga ramuan yang menggunakan bahan dasar sambiloto.
Ramuan pertama:
Bahan:
30 gram daun sambiloto kering
30 gram meniran kering
30 gram akar alang alang kering
Cara Membuat:
Semuanya dicuci bersih, lalu dipotong kecil-kecil. Rebus dalam 2,5 gelas air dalam keadaan ditutup hingga mendidih. Setelah itu baru diangkat, tetapi tutup jangan dibuka. Setelah dingin, disaring. Diminum 2 kali sehari 1 gelas hingga gejala penyakit yang dirasakan hilang.
Ramuan kedua:
Bahan:
50 gram daun sambiloto kering
25 gram kulit semangka kering
50 gram daun pegagan kering
50 gram daun dewa kering
100 gram akar alang-alang
Cara Membuat: Sama seperti pada ramuan pertama.
Ramuan ketiga:
Bahan:
30 gram daun sambiloto kering
satu buah tanaman krokot (batang, daun, dan akarnya)
Cara Membuat: Setelah dicuci bersih, rebus dalam 2,5 gelas air selama seperempat jam. Biarkan masih dalam keadaan tertutup sampai dingin, lalu disaring dan minum 2 kali sehari 1 gelas hingga sembuh.
2. Temulawak
Temulawak biasa dibudidayakan orang dan menjadi salah satu komoditas pertanian.
Di Jawa Barat, temulawak dikenal dengan nama koneng gedeh.
Rimpang temulawak mengandung curcumin dan monodesmetoksi curcumin. Kandungan curcumin dalam rimpang temulawak berkhasiat sebagai antioksidan, antinflamasi, dan antitumor.
Temulawak juga berkhasiat menghilangkan rasa nyeri dan sakit karena kanker. Ekstrak temulawak sangat dianjurkan untuk dikonsumsi guna mencegah penyakit hati, termasuk hepatitis B yang menjadi salah satu faktor risiko timbulnya kanker hati.
Ramuan temulawak untuk kanker hati
Bahan:
10 gram rimpang temulawak
10 gram kunyit
10 gram daun sambiloto kering
10 gram rimpang temu mangga
10 gram ciplukan kering (seluruh bagian tanaman)
10 gram meniran (seluruh bagian tanaman)
Cara Membuat: Setelah dicuci bersih, rimpang temulawak, kunyit, temu putih, dan temu mangga diparut halus. Parutan tersebut dicampur dengan ciplukan, meniran, dan daun sambiloto, lalu direbus dengan 2 gelas air putih sampai tersisa sekitar 1,5 gelas. Setelah disaring, ramuan diminum 3 kali sehari masing-masing 1/2 gelas. Untuk mengurangi rasa pahit, tambahkan 1 sendok makan madu.
3. Lidah Buaya
Tumbuhan lidah buaya (Aloe vera Linn atau Aloe barbadensis) berdaun tunggal berbentuk taji, ujung runcing, pangkal memeluk batang, tepi daun bergerigi, tebal berdaging, dan mudah patah. Permukaan daun berwarna hijau dan berbintik putih.
Lidah buaya bersifat dingin dan berkhasiat sebagai penurun kadar gula, pengontrol tekanan darah, antibiotik, dan analgesik (pereda sakit). Zat aloin dalam lidah buaya berfungsi sebagai pencahar.
Pemakaian lidah buaya lebih ditekankan sebagai immunotherapy dengan menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan kanker dan ditunjang oleh khasiatnya sebagai antinflamasi (antiradang). Fungsi ini berkaitan dengan senyawa polisakarida yang terkandung dalam gel daunnya. Sementara itu, daun lidah buaya memiliki khasiat sebagai antikanker dan antitumor.
Ramuan lidah buaya
Bahan: Satu buah pelepah lidah buaya yang sudah tua berukuran sedang, dibuang durinya, tapi jangan buang kulitnya.
Cara Membuat: Potong-potong dan rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Air rebusan lidah buaya diminum 3 kali sehari. Setiap kali hendak minum, Anda harus membuat rebusan baru. @
Tidak ada komentar:
Posting Komentar