Bekatul: Makanan yang Menyehatkan
Salah satu bahan yang melimpah di negeri kita tetapi jarang ada yang tahu manfaatnya yang begitu besar untuk membantu penyembuhan beberapa penyakit berbahaya yang banyak ditemui di negeri kita. Berikut ini ringkasan hasil penelitian dan tulisan dari Letkol TNI (Purn) dr. Yusuf Nursalim (dr. Liem) dalam buku berjudul: BEKATUL Makanan yang Menyehatkan.
Salah satu kandungan tinggi pada bekatul adalah vitamin B15. Vitamin ini sanggup mengoptimalkan kerja aneka organ tubuh. Gangguan jantung, kelenjar gondok, darah tinggi, dan sejumlah penyakit lain pun bisa diatasi.
Vitamin B15 memang belum dikenal masyarakat. Padahal, senyawa yang juga disebut pangamic acid ini memiliki banyak khasiat. Struktur kimia vitamin B15 adalah Glucono-dimethy-lamino-acetic-acid, ditemukan oleh Dr. Ernest T. Krebs, ahli biokimia dari San Francisco, Amerika Serikat, pada tahun 1952.
Meski awalnya temuan tersebut ditentang Food & Drug Administration (FDA) AS, Krebs dan teman-teman berhasil mengembangkannya secara diam-diam di Uni Soviet, selama lebih dari 10 tahun. Di Uni Soviet, saat itu vitamin B15 dikonsumsi secara luas dan untuk mengobati penyakit yang belum diketahui penyebabnya.
Penyakit yang diobati dengan vitamin B15, diantaranya diabetes melitus (DM), hipertensi, kolesterol tinggi, serta arteriosklerosis (perkapuran pembuluh darah). Vitamin B15 juga dimanfaatkan untuk mengatasi serangan jantung karena sumbatan pembuluh darah jantung, gangguan aliran pembuluh darah jantung, asma (bengek) dan penyakit hati (sirosis).
Penyakit Kota
Tertarik oleh data pharmaco physiologic effect vitamin B15, saya mencoba bekatul sebagai makanan tambahan dalam mengobati penyakit tertentu. Pertimbangan utamanya, vitamin B15 terdapat dalam jumlah melimpah di Indonesia dan murah harganya.
Bekatul sejak dulu telah dikenal luas, terutama oleh masyarakat di pedesaan yang terbiasa mengonsumsi beras tumbuk, yang masih mengandung 50 persen bekatul. Bahkan, bekatul sering dikonsumsi sebagai makanan tambahan yang sehat karena mengandung banyak vitamin.
Dulu, masyarakat di pedesaan yang telah berumur 60-70 tahun pun masih kuat mencangkul. Jarang ada penyakit DM, kolesterol, darah tinggi, atau jantung, yang biasa disebut penyakit orang kota. Sekarang?
Penyakit tersebut telah merambah hingga ke desa-desa. Menurut keyakinan saya, penyebab utamanya modernisasi telah masuk ke pelosok desa, sehingga penggilingan padi mini tersebar di mana-mana.
Tentang penyebaran penggilingan padi mini ini, saya pernah melontarkan kritik kepada pemerintah dalam tulisan di sebuah harian di Bandung pada tahun 1977. Apakah modernisasi tidak akan membawa akibat buruk kepada rakyat desa di kemudian hari? Saya yakin hal itu telah terjadi.
Mencoba Sendiri
Semula saya mencoba bekatul sebagai makanan tambahan selama satu bulan dengan dosis 30 gram atau 2 sendok makan penuh, setiap hari. Manfaat yang saya rasakan, buang air besar (BAB) lancar, badan lebih fit, dan tidak lekas lelah saat berolahraga.
Di tahun 1976 itu saya masih aktif sebagai dokter militer di Sekolah Calon Perwira (Secapa). Dengan seizin komandan Secapa, saya diperbolehkan memberikan makanan tambahan itu kepada para siswa. Hasilnya, mereka lebih sehat saat proses seleksi.
Jumlah siswa Secapa waktu itu kurang lebih 200 orang. Namun, saya hanya memberi makanan tambahan, dengan dosis 30 gram, kepada 1 pleton siswa (30 orang) untuk uji coba. Kesehatan ke-30 siswa itu diawasi oleh dr. Kuswaji dibantu oleh stafnya, dr. Alfred Tan dan dr. Darsono, dari bagian biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
Sebelum diberi makanan tambahan, tekanan darah sistolis mereka antara 100-170 mmHg, dengan angka rata-rata 100-130 (sistolis). Setelah tiga bulan, lebih dari 50 persen siswa menunjukkan penurunan sampai 20 (sistolis dan diastolis) angka.
Lebih dari 25 persen di antaranya turun sampai 90/60, tetapi tidak ada yang mengeluh pusing, malahan mereka merasa lebih fit. Melihat hasil tersebut, pemberian makanan tambahan dilanjutkan sampai 8 bulan. Hasilnya, tekanan darah sistolis tertinggi adalah 125.
Dr. Muchsin Doewes dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Solo, pada 1979, meminta bekatul dari saya untuk diujicobakan pada tikus. Judul percobannya The Preventive Action of Rice Bran in Experimental Fatty Infiltration of the Liver, dengan hasil yang sangat mendukung konsumsi bekatul untuk kesehatan hati.
Dr. Muchsin menyatakan bahwa bekatul lebih baik dari vitamin B15 sintetis. Hal ini mungkin disebabkan masih ada zat-zat lain dalam bekatul yang menghasilkan efek lebih baik dalam percobaannya.
Bekatul mengandung karbohidrat, protein, mineral, lemak, vitamin B kompleks (B1, B2, B3, B5, B6 dan B15) dan dietary fiber (serat pencernaan). Konsentrasi vitamin B15 per 100 gram bahan: rice bran (beras) 200 mg, jagung 150 mg, havermut 100 mg, wheat bran (dedak gandum) 30 mg.
Dari berbagai penjelasan ilmiah tentang vitamin B15, yang paling penting cara bekerjanya, yaitu menyempurnakan metabolisme di dalam tubuh. DM, Basedov (gondok), kolesterol tinggi, merupakan penyakit akibat terganggunya proses metabolisme tubuh.
Pada DM yang tergantung insulin, pemberian bekatul tidak berpengaruh. Namun, ada 2 kasus dengan reaksi positif, yaitu insulin yang dipakai tiap hari berkurang, dari 40 jadi hanya 20 unit. Saya yakin, bekatul dapat merangsang sel-sel Langerhans di dalam panrkeas untuk membentuk insulin.
Di mana kita bisa mendapatkan vitamin B15? Dr. Krebs, telah mengisolasinya dalam rice bran (The Merck Index Seventh Edition hal 1099). Di Rusia, Jerman, Perancis, Jepang, Spanyol, dan Yugoslavia, ekstrak vitamin B15 itu telah beredar. Umumnya dalam bentuk garam sebagai kalsium (obat paten produksi pabrik farmasi) dengan harga mahal.
Vitamin B15 itu memang tidak beredar di Indonesia, tetapi mudah dijumpai di seluruh pelosok Indonesia dalam jumlah berlimpah, yaitu dalam rice bran atau dedak halus alias bekatul.
Cara Pemakaian
Berikut ini cara pemakaian bekatul berdasar pengalaman penulis selama lebih dari 25 tahun mengonsumsinya:
Untuk menjaga kesehatan atau stamina: 30 gram sehari (15 gram di pagi dan sore hari) atau sekaligus 30 gram pagi. Campur dengan 1 gelas air panas atau air termos. Agar lebih enak, tambahkan gula merah, gula putih, gula obat (bagi penderita DM), susu, cokelat, sup, bubur kacang hijau, havermut, mi instan, santan kelapa, dan lain-lain.
Untuk mengobati penyakit, dosis yang dianjurkan 2x1 sdm tiap pagi dan sore. Bila perlu dosis dapat ditambah 3x1 sdm tiap pagi, siang dan sore atau 2x2 sdm tiap pagi dan sore, atau 3x2 sdm tiap pagi, siang dan sore. Saya mengonsumsi 2x 2 sdm untuk kesehatan.
Ingat, obat-obatan dari dokter harap terus diasup. Setelah 2-3 minggu, konsultasikan dengan dokter.
Vitamin B15 yang diproduksi oleh pabrik farmasi, 50 mg per tablet. Dosis vitamin B15 untuk pengobatan berkisar 100-300 mg per hari.
Pengalaman Mengobati
Penyakit Asma (Bengek)
Dalam menangani penyakit asma, saya meresepkan obat-obatan yang umum diresepkan oleh rekan sejawat sambil menambahkan bekatul. Hasilnya sangat memuaskan. Mereka yang mengonsumsi bekatul secara teratur, penyakit asmanya tidak pernah kambuh atau bila kambuh hanya ringan saja.
Penyakit Basedov/Hipertiroid (Gondok)
Seorangibu datang berobat lima tahun lalu karena penyakit gondok (basedov) yang dideritanya. Kelenjar tiroidnya sangat besar. saya konsultasikan dengan internis, yang memberikan pengobatan propil thio uracil (PTU) dan neomercasol. Nyatanya, sudah 2 bulan pengobatan, tumornya tetap saja besar.
Meski disarankan untuk operasi, pasien menolak karena takut. Untunglah ia mau mengasup bekatul selama beberapa bulan. Ternyata tumornya hilang total. Internis tersebut terperanjat saat melihat tumor si pasien hilang total.
Setelah kejadian yang membuat saya terheran-heran itu, saya mengobati 2-3 pasien penyakit basedov (T3-T4 tinggi) dengan bekatul dan PTU (obat murah), lambat laun tumor mereka makin kecil dan hilang.
Diabetes Melitus
Seorang pasien pria datang dengan berat badan turun drastis dan kadar gula darah swaktu 400 mg%. Dia sudah impoten dan hanya punya satu anak. Saya meresepkan Glibenclamid 1 tablet sehari ditambah bekatul 3x1 sdm, disertai diet. Syukurlah kadar gulanya berangsur-angsur turun dan impotensinya sembuh, bahkan memperoleh satu anak lagi.
Obesitas (Kegemukan)
Bekatul berkalori rendah dan berserat tinggi, Untuk mengurangi obesitas, ikuti petunjuk berikut ini. Makan bekatul 3x1 sdm penuh per hari,. Setelah Anda bisa menyesuaikan diri, dosis boleh ditingkatkan. Pagi 3 sdm penuh, Anda sudah akan merasa kenyang. Siang makan nasi sedikit saja, kalau masih lapar, konsumsi buah-buahan dan sayur-mayur, boleh juga ditambahkan 2 sdm bekatul. Malam hari jangan makan nasi, makan saja buah-buahan atau ditambahkan 2 sdm bekatul.
Kista Ovarium
Sambil menunggu operasi dan mendapat obat dari dokter kandungan, boleh mencoba bekatul 3x1 sdm. Ada beberapa penderita kista (masih kecil, sebesar bola pingpong), setelah makan bekatul hilang total dalam beberapa minggu, termasuk anak saya yang kemudian bisa hamil.
Efek Samping
Kadang-kadang terjadi diare pada permulaan konsumsi bekatul, tetapi selanjutnya akan biasa lagi. Kalau masih diare, kurangi dosisnya, misalnya setengah sdm tiap sore untuk penyesuaian.
Kadang-kadang susah buang air besar (sangat jarang terjadi), disarankan makan pepaya atau campur bekatul dengan agar-agar.
Kadang-kadang muncul rasa mual pada penderita maag. Kepada mereka disarankan mengasup bekatul yang lebih encer dan jangan sekaligus, misalnya 1 sdm dicampur dengan 1 gelas air minum atau agar-agar. Dengan cara ini sakit maag akan berkurang, bahkan berangsur-angsur sembuh.
Sumber: BEKATUL Makanan yang Menyehatkan, Letkol TNI (Purn) dr. Yusuf Nursalim (dr. Liem) & dra. Zalni Yetti Razali, MPd. Penerbit: AgroMedia Pustaka, Jakarta.
INGIN SEHAT SAAT BERHAJI? Kunjungi: http://www.hajiubedsehat.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar