Kamis, 14 April 2011

STBM di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Jombang yang Dikunjungi Delegasi Laos

2011-04-06 14:37:52

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang disebut juga Community Based Total Sanitation merupakan salah satu konsep untuk mempercepat pencapaian target MDGs poin ketujuh. STBM memiliki lima pilar utama yakni bebas buang air besar sembarangan atau open defecation free (ODF), mencuci tangan pakai sabun, penyediaan air bersih rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga.
 
Dalam mendukung pencapaian percepatan MDGs, Indonesia menjadi Negara percontohan bagi Negara lain di kawasan Asia Tenggara. Salah satunya adalah Negara Laos. Untuk itu, beberapa orang delegasi pemerintah Laos yang terdiri dari perwakilan dari UNICEF, Water and Sanitation Program (WSP), dan Dinas Kesehatan pemerintahan Laos, didampingi oleh staff Ditjen PP dan PL dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengunjungi percontohan dari STBM di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur.
 
Sebelum dilakukan kunjungan ke lapangan, terlebih dahulu dilakukan rapat koordinasi di Kantor Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro pada Rabu, 30 Maret 2011 yang dipimpin oleh Kepala Dinkes Kab Bojonegoro, dr. H. Hariyono, M.Si. Kepala Dinkes Kab. Bojonegoro memberikan paparan tentang strategi kesuksesan Kab. Bojonegoro di pelosok desa dalam melaksanakan ODF secara menyeluruh dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dari Bupati, Kepala Satuan Kerja, hingga tokoh masyarakat. Hingga bulan Maret 2011, telah terdapat 49 dari 430 desa di seluruh Kabupaten Bojonegoro yang telah bebas dari perilaku buang air besar sembarangan (ODF). Total investasi masyarakat pedesaan Kabupaten Bojonegoro untuk mewujudkan ODF berjumlah hingga 28 milliar rupiah. Berkat usaha yang menyeluruh dari masyarakatnya, Kabupaten Bojonegoro menjadi kabupaten percontohan yang mempeloperi gerakan ODF di Jawa Timur.
 
Usai pertemuan di Kantor Kadinkes Kab. Bojonegoro, para delegasi pemerintah Laos menghadiri pendeklarasian desa ODF di kantor Kecamatan Kapas, Kab. Bojonegoro. Pembacaan deklarasi disaksikan oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Hartono, diikuti oleh dua puluh satu perwakilan kepala desa yang tersebar di seluruh Kabupaten Bojonegoro. Para kepala desa diberikan amanat berupa dokumen petunjuk teknis pelaksanaan ODF oleh Wakil Bupati Bojonegoro untuk diterapkan di desa masing-masing. Dalam sambutannya, Wakil Bupati Bojonegoro menyampaikan bahwasanya masalah kesehatan yang dihadapi oleh Kabupaten Bojonegoro mustahil bila dilakukan oleh pemerintah saja, mengingat keterbatasan anggaran. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat amat diperlukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan yang berkesinambungan, salah satunya dengan terlaksananya ODF di setiap pelosok desa di Kabupaten Bojonegoro yang telah terlaksana sejak tahun 2009.
 
Untuk mengetahui kondisi di masyarakat dalam penerapan STBM, dilakukan juga kunjungan ke Desa Kemamang yang merupakan desa percontohan yang sukses menerapkan ODF di Kabupaten Bojonegoro. Dalam pertemuan dengan perangkat desa yang dipimpin oleh Bapak Wariman sebagai Kepala Desa Kemamang, dikatakan bahwa kesuksesan Desa Kemamang menjadi desa yang bebas buang air besar sepenuhnya berkat pendekatan dan pendayagunaan tokoh masyarakat, tokoh agama, ibu-ibu PKK, dan seluruh masyarakat untuk menerapkan Desa Kemamang yang 100% ODF. Pembuatan kloset, deker, dan serumbung untuk fasilitas buang air besar juga melibatkan penduduk masyarakat dengan sistem pendanaan kolektif dan arisan, sehingga hanya dengan modal tiga puluh ribu rupiah, masyarakat dapat mempunyai jamban sehat di luar rumah.
 
Untuk membandingkan kondisi di lapangan yang berbeda, maka para delegasi Laos juga mengunjungi Kabupaten Jombang sebagai percontohan STBM. Dalam pertemuan dengan Wakil Bupati Jombang, Drs. Widjono Soeparno, MSi, disebutkan bahwa program ODF merupakan salah satu kebutuhan di wilayah pedesaan Kabupaten Jombang, sehingga pendekatan yang dilakukan kepada masyarakat adalah melalui pendekatan agama dan menimbulkan rasa malu di masyarakat bila buang air besar di sembarang tempat. Upaya kedua adalah memunculkan fasilitator baru yang mensukseskan ODF di pedesaan. Langkah ketiga adalah dengan memberikan berbagai macam brosur, leaflet, hingga membuat film tentang pentingnya ODF. Upaya lebih lanjut adalah dengan bekerjasama dengan tukang bangunan untuk membuat dan mendistribusikan toilet murah ke masyarakat, serta memberikan hadiah uang tunai kepada desa yang sudah menerapkan ODF secara menyeluruh seperti Desa Temuwulan yang terletak di Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.
 
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai pembina pelaksanaan STBM di Kabupaten, maka delegasi Laos juga melakukan koordinasi dengan Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Edy Basuki, SKM, M.Si pada 1 April 2011. Dalam pertemuan ini diketahui bahwa kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau disebut dengan Communicty Based Total Sanitation (CBTS) telah dilaksanakan sejak tahun 2008 berdasarkan SK Menkes No.852/Menkes/SK/IX/2008. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur memiliki program Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi (SToPS) untuk mensukseskan gerakan ODF yang dapat memperkuat pilar pertama dari poin ketujuh dari Millennium Development Goals (MDGs). Terdapat tiga strategi SToPS yakni meningkatkan permintaan masyarakat terhadap sanitasi, membuat produk santasi dan membangun pasar, dan memberdayagunakan masyarakat agar menjadi pribadi yang mandiri dalam menerapkan STBM.
 
Semoga dengan kunjungan tim delegasi dan pengelola program baik provinsi maupun kabupaten dapat mempercepat pencapaian indikator MDGs.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar